Sebuah cita

Weekend ini aku bertemu teman-teman SMA ku,
bertemu di suasana yang tidak mengenakan karena 
Ayah dari salah satu teman kami telah dipanggil oleh-Nya.

Banyak yang kami obrolkan bersama.
Mulai dari kisah masa muda lalu,
sampai sekarang kami bergelut menantang dunia.

kita berkarir di dunia yang berbeda-beda.
tapi kami tetap setia berteman.

6 tahun lalu kami membicarakan masa depan...
dan sekarang kami membicarakan nya lagi..
apa yang akan terjadi pada kamu 6 tahun ke depan?

yang pasti kami memiliki banyak mimpi.
dan kami sedang mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi itu.

kami saling menatap.
kami tersenyum.
kami kembali ke rutinitas masing-masing.


*untuk teman-teman ku yang hebat.

Cinta 'walaupun'

Mengapa kau mencintainya?

lalu apa jawabanmu?

apakah 'karena'?

jangan kau mencintainya 'karena',

sebab ketika Tuhan menghilangkan semua 'karena' itu

maka bisa saja Cinta mu akan hilang...

Cintailah 'walaupun'

jadi sekarang aku bertanya lagi...

apakah kau mencintai 'walaupun'?

atau kau mencintai 'karena'?

*sok sibuk di meja kantor - jakarta

Aku juga bisa tidak setia

aku bisa saja berkhianat,
aku bisa saja bercinta dengan wanita lain.
tapi itu tidak kulakukan.
dan kau pasti bertanya kenapa?

hingga detik ini aku bernafas,
hanya ada satu wanita yang ku kenal setia.

dan yang pasti bukan Kamu.