27 November 2013.
50 menit menuju
jam pulang kantor. Suara Frank Sinatra mengalun lembut melalui earphone di
telingaku, dia berkata let it snow..let
it snow… dan mendung di luar sana seakan melengkapi atmosfir ruangan
kantor. Menjelang akhir tahun begini, selalu dan pasti makan gaji buta a.k.a
magabut.
Sudah 4 bulan
sejak kita putus, aku tidak hentinya melihat perkembangan facebook mu, meski notification close friend mu sudah aku
hapus, tetap saja dalam sehari, diri ini tidak bisa diam untuk melihat facebookmu.
Sore ini, aku melihat kau meng-update
cover foto mu, ya foto hitam putih dirimu yang kau ambil di sebuah penginapan
di bogor ketika kau bertugas disana, ketika itu hubungan kita sudah tidak sehat
lagi karena dia, begitulah menurut aku meski menurutmu bukan. Aku akui, foto
hitam putih itu bagus, terlihat klasik, sedih dan bimbang. Mungkin persis
menggambarkan situasimu di kala itu.
Cover foto mu
itu dikomen oleh dia. Cantik. Itulah katanya, dan seperti tertulis disana kau
balas dengan tulisan syok. Mungkin itu persis juga menggambarkan perasaan mu
saat membaca komen dari dia. Siapa yang tidak senang karena dikomen oleh pria
pujaan hati.
Ada yang aneh
dengan diriku. Aku tidak merasakan cemburu. Emosiku tidak meningkat. Malah semesta
mengajak ku untuk tertawa. Alam seolah berkata, lihat lah mereka, dan lihat lah
dirimu. Ya, ini tidak seperti biasanya, ketika dulu aku masih bersama dengan
dirimu. Dulu darah bisa saja mengalir deras dari jantung ke kepala, tapi kini
aku tampak tenang dan tidak merasakan apa-apa.
Aku mengamati
ruangan sekitarku. Playlist lagu natal tetap terus mengalun indah di telingaku.
Apa karena pengaruh lagu-lagu natal ini? Sepertinya tidak. Atau karena good day
carebian nut yang sudah 2 gelas aku habiskan hari ini?
Mungkin ini yang orang-orang namakan “sudah legowo”. Maybe.
Aku tersenyum. Aku
langsung bersiap-siap untuk pulang. Di luar masih mendung. Dan besok mungkin
aku akan mulai jarang melihat facebookmu lagi.