Thursday, November 23, 2017

#JadiBisa Rekreasi Seru Tanpa Antrean Panjang Dengan Traveloka



Halo Teman-teman, apa kabar?

Semoga kalian dan keluarga selalu dalam keadaan sehat-sehat ya, apalagi sebentar lagi mau liburan akhir tahun, jadi harus selalu sehat agar bisa liburan seru. Omong-omong tentang liburan akhir tahun, kalian sudah punya rencana jalan-jalan atau liburan kemana nih? Kalau aku sebagai orang yang suka jalan-jalan, aku sudah memiliki rencana liburan akhir tahun ke Yogyakarta. Kalian memiliki tujuan liburan yang sama dengan aku? Atau ada yang mau ikut aku ke Yogyakarta? 😊

Menjelajah tempat baru adalah kegiatan yang aku sukai. Yang aku sukai dari jalan-jalan adalah selain bertemu dengan banyak orang dan mendapat teman baru, jalan-jalan juga selalu memberikan pengalaman hidup yang sangat berharga buat aku. Kata-kata yang selalu aku bawa dalam perjalanan adalah “Selalu ada alasan ketika kita bertemu dengan orang-orang baru di perjalanan, entah kita yang dapat mengubah hidup mereka, atau mereka yang dapat mengubah hidup kita.”

Bagi aku, jalan-jalan itu tidak hanya pergi ke pulau, gunung atau pantai tetapi juga bisa menjelajahi kota yang pastinya punya cerita atau sejarah yang menarik. Dengan jalan-jalan, aku bisa menyegarkan pikiran sejenak dari kegiatan rutinitas sehari-hari. Menyegarkan pikiran juga bisa dengan mengunjungi tempat rekreasi. Tentunya kalian juga pernah kan berkunjung ke tempat rekreasi? Atau mungkin kalian juga sudah memiliki rencana untuk rekreasi bersama keluarga di liburan akhir tahun ini?

Tempat rekreasi itu selalu dipenuhi oleh pengunjung di saat liburan, seperti liburan anak sekolah, liburan akhir pekan, liburan hari raya, libur nasional dan liburan akhir tahun. Kalau sudah dipenuhi banyak pengunjung begitu, pasti antrean di loket tiket menjadi panjang sekali. Cara untuk menghindari antrean tiket yang panjang tersebut adalah kita harus datang lebih awal ke tempat rekreasi. Nah, itu cara lama. Sekarang ada cara baru menghindari antrean tiket yang panjang di tempat rekreasi. Mau tahu cara nya? Aku akan menjelaskan cara nya. Siap-siap ya... 😊


Kalian pasti sudah mengenal dan menggunakan aplikasi Traveloka kan? Aku yakin pasti sudah. Biasanya kalian pasti membeli tiket pesawat, tiket kereta atau pesan hotel melalui aplikasi Traveloka. Sekarang Traveloka memiliki fitur terbaru, yaitu fitur aktivitas dan rekreasi (attraction and activities). Kalau penasaran dan mau tahu, coba deh kalian langsung buka aplikasi atau website Traveloka di handphone atau laptop kalian. Melalui fitur aktivitas dan rekreasi dari Traveloka ini, kita #jadibisa membeli tiket rekreasi yang kita mau tanpa antrean yang panjang, karena nanti di tempat rekreasi akan ada loket khusus untuk menunjukkan e-ticket kita yang sudah kita dapatkan dari Traveloka yang dikirimkan melalui email.

Kalian bisa melihat penjelasan singkat mengenai fitur aktivitas dan rekreasi Traveloka di video berikut ini:



Cara membeli tiket rekreasi melalui Traveloka itu gampang sekali. Aku akan menjelaskan secara singkat bagaimana cara aku membeli tiket rekreasi Jogja Bay Pirates Adventure Waterpark. melalui aplikasi Traveloka dari handphone, kebetulan karena memang aku sudah memiliki rencana jalan-jalan ke Yogyakarta di liburan akhir tahun nanti sekaligus rekreasi di Jogja Bay. Begini caranya:

  • Unduh aplikasi Traveloka di Apps Store atau Google Play.
Traveloka di Apps Store 

  • Buka aplikasi Traveloka di handphone kamu, lalu klik fitur aktivitas dan rekreasi.
klik fitur aktivitas dan rekreasi

  • Klik kolom destinasi tujuan, apakah dalam negeri atau luar negeri. Di sini aku pilih Indonesia dan memilih Kota Yogyakarta.
Pilih destinasi tujuan

  • Klik tombol "Jelajahi Yogyakarta Province"
Klik tombol Jelajahi

  • Setelah itu kita bisa memilih beragam pilihan atraksi/rekreasi, aktivitas. kuliner dan tur yang kita inginkan. Di sini, aku memilih rekreasi ke Jogja Bay.
Pilih tempat rekreasi

  • Setelah itu akan muncul harga tiket rekreasi, lalu klik tombol "Cari Tiket"
Klik tombol "Cari Tiket"

  • Pilih tanggal kunjungan dan jumlah orang yang akan kita ajak rekreasi bersama, lalu klik tombol "Pesan". Di sini aku akan rekreasi ke Jogja Bay pada tanggal 28 Desember 2017 bersama keluarga.
Pilih tanggal kunjungan dan jumlah peserta

  • Lalu isi data diri seperti nama, nomor telepon dan alamat email, setelah itu klik tombol "Lanjutkan"
Klik tombol "Lanjutkan"

  • Setelah data lengkap, lalu klik tombol "Lanjut ke Pembayaran"

  • Lalu pilih metode pembayaran yang diinginkan
Pilihan metode pembayaran

  • Setelah melakukan pembayaran, maka kita akan mendapatkan tiket rekreasi yang akan dikirimkan ke email kita.
Bagaimana? mudah bukan cara membeli tiket rekreasi melalui Traveloka. Pokoknya, sekarang kita jadi bisa rekreasi seru tanpa harus mengalami antrean panjang buat membeli tiket.

Kalian bisa melihat video singkat cara aku membeli tiket rekreasi Jogja Bay melalui Traveloka berikut ini:



Mengapa aku merekomendasikan fitur aktivitas dan rekreasi Traveloka?
  1. Pilihan tempat aktivitas dan rekreasi yang lengkap, baik dalam negeri dan luar negeri.
  2. Kita jadi bisa menikmati rekreasi seru dengan Traveloka tanpa perlu ikut antrean panjang untuk membeli tiket.
  3. Banyak promo yang ditawarkan Traveloka sehingga harga tiket dapat lebih murah dari harga asli ketika kita beli langsung di tempat rekreasi.
  4. Kita tidak hanya bisa membeli tiket rekreasi, tapi kita juga bisa membeli tiket atau voucher salon, tempat pijat refleksi dan kuliner di restoran terkenal, bahkan bagi kalian yang ingin melakukan tur juga bisa membeli tiket tur melalui fitur aktivitas dan rekreasi Traveloka.
  5. Kalau lagi kepepet mau rekreasi tapi keuangan lagi menipis, pembayaran tiket nya bisa menggunakan kartu kredit. (Ini kalau versi aku ya, tapi jangan ditiru, Hahahahaha)

Promo tiket rekreasi di Traveloka

Semoga melalui tulisan ini, aku dapat memberikan informasi yang baik buat teman-teman. Setidaknya membantu teman-teman untuk menghindari antrean panjang ketika hendak membeli tiket rekreasi. Yang aku tahu, belum banyak teman-teman yang tahu mengenai fitur aktivitas dan rekreasi dari Traveloka ini.

Aku memiliki sahabat yang suka jalan-jalan bernama Hira. Nyatanya, dia belum tahu mengenai fitur aktivitas dan rekreasi Traveloka. Aku tahu Hira ini suka banget dengan aquarium dan museum. Jadi, beberapa bulan lalu, aku mengajak Hira buat rekreasi ke Jakarta Aquarium. Aku mengira Hira sudah mengetahui kalau kita bisa membeli tiket rekreasi lewat aplikasi Traveloka. Tapi ternyata Hira belum tahu, dan dia mengira kita akan membeli tiket nya langsung di tempat. Saat itu hari minggu, jadi Jakarta Aquarium penuh dengan keluarga yang membawa anaknya untuk rekreasi ke sana. Untung bisa membeli tiket rekreasi lewat Traveloka sehingga aku dan Hira jadi bisa menikmati rekreasi tanpa perlu melakukan antrean panjang di Jakarta Aquarium.

Tiket  Rekreasi ke Jakarta Aquarium

Kalian bisa menonton video singkat aku dan Hira ketika rekreasi ke Jakarta Aquarium di link berikut ini: Rekreasi ke Jakarta Aquarium, atau kalian juga bisa menonton videonya di bawah ini:



Itulah cerita singkat aku mengenai bagaimana kita jadi bisa menikmati rekreasi seru dengan Traveloka tanpa antrean panjang. Semoga tulisan ini berguna bagi teman-teman semua yang ingin rekreasi di liburan akhir tahun nanti.

Ingat! Traveloka dulu, rekreasi seru kemudian. 

Terima kasih sudah membaca.
Semoga kita berjumpa suatu hari nanti.

Salam Senyum,

Bayu





Sunday, October 15, 2017

Iphone 7 dari I'mCoco


Halo semua,

Akhirnya gw menang kuis lagi. Hehehehehe.
Kali ini kuis kompetisi foto instagram yang diadakan oleh I'm Coco, sebuah produk minuman dari Nata de Coco. Kuis ini diadakan dari tanggal 1 Agustus 2017 hingga 30 September 2017 dengan tema #SerunyaIndonesia. Jadi kita disuruh buat upload momen seru paling Indonesia saat kita traveling.

Puji Tuhan, gw berhasil menjadi juara 1 mendapatkan Iphone 7. Yeaaayyy.

Hadiah untuk Pemenang


Ini foto gw yang menang

Ini Pengumuman dari Instagram instagram @imcocoid bahwa gw jadi pemenang utama:



Pengumuman di Instagram @imcocoid

Yuk, kita cari kuis lagi. Ingat, yang penting niat, usaha, berdoa dan pantang menyerah.

Selamat berburu kuis.

Salam senyum,

Bayu


Saturday, October 7, 2017

Tana Toraja: Mistis dan Menakjubkan


Halo semua,

Seperti yang sudah kalian ketahui dan baca di post gw: "Have a Traveling Break, Have a KitKat" bahwa gw berhasil jadi pemenang kuis KitKat dan gw mendapatkan liburan gratis ke Tana Toraja tanggal 20-23 Oktober 2017.

Pemenang kuis KitKat_ID

Pemenang ke Tana Toraja ini adalah gw dan Priska @prscabi dari Yogyakarta. Masing-masing dari kita boleh mengajak satu orang teman (yang selanjutnya disebut buddy) dalam liburan ini. Gw mengajak quiz hunter partner gw si Hira @hiralalitya  dan Priska mengajak temannya yang bernama Lauren @laurensialintang .


Brand and Dinner Greeting

Tanggal 19 Oktober malam, para pemenang diajak untuk menghadiri acara Brand and Dinner Greeting yang diadakan di Ecology Kemang.  Acara ini bertujuan untuk saling mengenal satu sama lain antara para pemenang dan tim #KitKatIndoBreakSpot. Kita juga dijelaskan tujuan dari kuis ini adalah memperkenalkan slogan KitKat yang baru yaitu "Have a Traveling Break, Have a KitKat". Dalam acara ini juga dijelaskan detail itenary dan ternyata akan ada tim dokumentasi yang akan ikut serta dalam perjalanan. Para pemenang akan dishoot layaknya artis yang sedang traveling. Wow, keren....hahahahaha. Tim dokumentasi Tana Toraja adalah Kak Pangke dan Kak Seno.

Para Pemenang Kuis #KitKatIndoBreakSpot
Selesai acara di Ecology Kemang, para pemenang dan buddy diberikan penginapan gratis di Fave Hotel Kemang karena keesokan paginya pukul 03.00 kita semua harus segera berangkat menuju Bandara Soekarno Hatta. Masing-masing pemenang dan buddy juga diberikan travel kit dan uang saku juga dari KitKat. Wow, keren abis deh nih liburan. Seperti apa travel kit yang diberikan, dapat kalian lihat di video berikut:




Kami tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar sekitar pukul 09.00 pagi. Di bandara, kami dijemput oleh Pak Mastudi sebagai tour guide kami.

Rammang-Rammang, Makassar

Destinasi pertama, tim #KitKatIndoBreakSpot #CityBreak #TanaToraja menyinggahi Rammang-Rammang, sebuah sport traveling yang unik dimana terhampar pegunungan kapur (karts) yang terletak di Maros, Sulawesi Selatan, sekitar 40 km dari kota Makassar.

Kami menjelajahi Rammang-Rammang menggunakan perahu mengarungi Sungai Pute. Pute ini berarti putih, karena kita akan menemui bebatuan kapur putih di sepanjang sungai. Kalau Rammang-Rammang sendiri berarti sekumpulan awan atau kabut. Menurut penduduk setempat, di daerah ini memang selalu turun awan atau kabut ketika pagi hari dan terutama ketika turun hujan.

Bebatuan kapur putih di sepanjang Sungai Pute

Bagi kalian yang mau traveling ke Rammang-Rammang, jangan lupa menggunakan sepatu atau sandal gunung karena medan nya yang berbatuan dan licin. Jangan lupa juga pakai sunblock karena panasnya ruuuuarrrr biasa. :)


Pegunungan Kapur (Karts)

Setelah puas mengeksplor Rammang-Ramang yang panas, kami bergegas untuk makan siang. Setelah itu kami akan melanjutkan perjalanan kami menuju Toraja, dimana  menghabiskan waktu perjalanan darat selama kurang lebih 8 jam. Bisa kalian bayangkan, 8 jam di dalam mobil. :)
Memang akses menuju Toraja ini masih sangat susah, membutuhkan perjalanan jauh dari Makassar. Tapi sekarang Pemerintah sedang membangun bandara udara di Toraja, semoga cepat selesai dan mempermudah akses wisatawan untuk berkunjung ke Tana Toraja.

Kurang lebih sekitar pukul 22.30 kami tiba di Hotel Misiliana Toraja. Sungguh perjalanan yang melelahkan, apalagi gelap jadi kita tidak bisa melihat pemandangan apapun sepanjang perjalanan malam hari itu.


Makam di Goa Londa

Berbeda dengan Makassar yang panas, udara di Toraja terasa agak sejuk. Pagi hari setelah sarapan di hotel, kami langsung menuju Londa, yang berlokasi 7 km dari kota Rantepao. Londa adalah sebuah makan goa yang di dalam nya berisi peti mati, tengkorak dan tulang yang berumur ratusan tahun.

Di depan goa, kita dapat menjumpai barisan patung kayu yang disebut Tau-Tau. Patung-patung tersebut adalah gambaran dari jenazah yang dimakamkan di dalam goa tersebut.


Kita bisa menjumpai patung Tau-Tau di depan goa

Di dalam goa itu sangat gelap, ketika kita ingin masuk, kita akan ditemani oleh pemandu yang membawa lampu penerang. Para pemandu ini adalah orang-orang asli keturunan Londa. Para pengunjung boleh mengambil foto di dalam goa, tetapi tidak boleh menyentuh tulang dan tengkorak. Karena proses pemindahan tulang dan tengkorak harus dilakukan dengan upacara adat.


Makam Goa Londa


Di Makam Goa Londa ini, ada satu cerita yang menarik, dimana ada dua tengkorak sepasang kekasih yang bunuh diri. Sepasang kekasih ini masih terjalin hubungan darah. Mereka bunuh diri karena menjalin hubungan yang tidak direstui oleh keluarganya. Sepasang kekasih ini diberi nama Romeo dan Juliet dari Toraja.


Lemo: Pekuburan di Tebing Batu

Selanjutnya kami menuju Lemo, sebuah pekuburan di tebing batu yang berlokasi sekitar 11 km dari kota Rantepao, Toraja Utara. Lemo merupakan pekuburan untuk kaum Bangsawan dan Kepala Suku Toraja. Uniknya, lubang-lubang pekuburan itu dibentuk dengan cara dipahat selama berbulan-bulan. Dalam satu lubang biasanya untuk menampung jenazah satu keluarga.


Pekuburan di tebing batu

Sama seperti di Londa, kita juga bisa menjumpai barisan patung Tao-Tao di Lemo, patung ini merupakan representasi dari mereka yang sudah meninggal dan dimakamkan di Lemo ini. Di sekitar Lemo, mata kita akan dimanjakan oleh pemandangan hamaparan sawah yang hijau. Kita bisa merasakan langsung aura magis adat budaya yang berharmoni dengan alam.

Barisan patung Tao-Tao di Lemo

Di Lemo, ada satu kejadian mistis yang kita alami bersama. Drone kita tidak bisa terbang tinggi, padahal kita ingin mengambil video tampak dari dari atas. Ya sudahlah, mungkin memang tidak diijinkan oleh para leluhur di sana.


Melihat Jenazah Opa dan Oma

Ketika berkunjung ke Toraja, jika kita menemui kain putih yang dipasang di depan rumah, itu berarti ada jenasah di dalam rumah tersebut. Ya, di Toraja diperbolehkan untuk menyimpan jenazah di dalam rumah. Tentunya, jenazah tersebut sudah diawetkan atau diberi formalin. Jenazah tersebut baru boleh dimakamkan ketika seluruh keluarga besar sudah setuju dan mampu memberikan sumbangan biaya pemakaman. Jika ada salah satu orang yang belum setuju, maka jenazah tersebut akan tetap disimpan di rumah.

Hari itu, kami berkesempatan untuk mengunjungi sebuah rumah warga yang memiliki jenazah di dalam rumahnya. Jenazah yang kami lihat adalah jenazah Opa dan Oma, dimana Oma sudah meninggal sekitar lima tahun dan Opa sudah meninggal dua bulan. Dalam kesehariannya, jenazah tersebut tetap disapa oleh para penghuni rumah dan diberi makan. Mereka percaya bahwa walaupun sudah meninggal tapi roh nya masih ada di dalam rumah tersebut.


Jenazah Opa dan Oma



Kete Kesu Tana Toraja

Kalau kalian traveling ke Toraja, maka kalian wajib ke Kete Kesu yang berlokasi sekitar 4 km dari kota Rantepao. Kete Kesu ini adalah objek wisata rumah adat Tana Toraja. Kita bisa menjumpai rumah adat Tongkonan di sini. Yang unik dari Tongkonan adalah atapnya nya menyerupai perahu. Kita bisa menjumpai kepala kerbau yang dipajang di dinding depan rumah Tongkonan, yang melambangkan kemakmuran. Di dinding rumah juga terlihat ukiran dan simbol yang indah. Sementara di tiang depan Tongkonan, kita dapat menjumpai barisan tanduk kerbau, yang mana menandakan bahwa yang punya rumah sudah mengadakan banyak pesta.


Kete Kesu

Rumah Tongkonan

Kita juga bisa mengunjungi kuburan atau makam yang ada di belakang Kete Kesu, sekitar 100 meter dari rumah Tongkonan. Keunikan dari Tana Toraja adalah bagaimana masyarakatnya memandang kematian. Bagi mereka kehidupan yang sebenarnya baru dimulai setelah kematian. Di Makam Kete Kesu, kita bisa menemukan peninggalan purbakala berupa kuburan yang berusia sekita 500 tahun. Kita bisa melihat banyak erong, yaitu peti jenazah kayu berbentuk perahu yang menggantung di pinggir tebing.


Makam Kete Kesu

Di area ini, banyak sekali tulang belulang dan tengkorak yang seakan berserakan. Itu terjadi karena peti jenazah yang sudah rapuh jatuh dari atas tebing. Memang sengaja dibiarkan dan tidak boleh dipindahkan, karena harus menggunakan upacara khusus untuk memindahkan tulang belulang dan tengkorak tersebut. Maka dari itu kalau teman-teman berkunjung ke Kete Kesu, jangan sembarangan memegang dan memindahkan tengkorak ya. Bahaya! Percaya gak percaya, pengalaman yang terjadi, arwah atau roh nya bakal masuk ke tubuh kalian, dan bakal keluar ketika sudah keluar dari area Kete Kesu.

Tulang dan tengkorak berserakan di Kete Kesu


Lolai: Sebuah Negeri di atas Awan

Hari ketiga, pukul 04.00 pagi kami berangkat menuju Kampung Lolai, sebuah kampung yang kerap dijuluki negeri di atas awan. Disebut demikian karena puncaknya yang berada di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut. Lokasinya sekitar 20 km dari kota Rantepao, ibukota Toraja Utara.

Negeri di atas awan

Jika beruntung, awan-awan akan berkumpul banyak hingga mencapai puncak dimana kaki kita berdiri. Di Lolai, kita bisa menikmati keindahan matahari terbit dan segerombolan awan-awan yang seakan-akan menari menyambut hari yang baru..


Sunrise di Kampung Lolai

Barisan Batu Menhir di Bori

Bori Kalimbuang, sebuah situs cagar budaya yang terletak sekitar 9 km dari Rantepao, Toraja Utara. Di Bori, kita akan melihat deretan "Simbuang", yaitu batu-batu menhir megalitikum. Menhir-menhir tersebut digunakan untuk upacara pemakaman adat atau dikenal dengan istilah Rambu Solo. Di Tana Toraja sebenarnya banyak ditemukan situs megalitikum seperti ini. Di Bori, menhir didirikan demi menghormati pemuka adat atau keluarga bangsawan yang meninggal.


Deretan batu menhir di Bori

Di belakang situs budaya Bori, kita dapat menjumpai "Baby Grave", sebuah makam di dalam pohon Tarra yang besar, dimana makam ini diperuntukkan khusus bagi bayi-bayi yang meninggal yang belum tumbuh gigi. Pohon tersebut dipilih menjadi makam bayi karena mengandung banyak getah putih. Masyarakat percaya bahwa getah putih tersebut melambangkan air susu bagi bayi.


Baby Grave


Desa Tenun Sa'dan

Salah satu desa tenun Toraja adalah Desa Sa'dan yang berada sekitar 15 km dari Rantepao, Toraja Utara. Di sini kita bisa menjumpai kain-kain tenun Toraja yang indah. Uniknya, alat tenun yang digunakan pengrajin masih tergolong tradisional. Alat pemintal benang nya pun terbuat dari bahan kayu yang masih sangat tradisional.


Alat pemintal benang

Bahan baku yang digunakan untuk membuat benang adalah kapas. Sementara warna dari kainnya didapatkan dengan menggunakan bahan alam, seperti warna merah dari kulit pelepah dan warna hijau dari daun. Harganya pun beragam mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Kain-kain tenun Toraja ini bahkan sudah diekspor ke berbagai negara loh.




Kuliner Tana Toraja

Kalau kalian berkunjung ke Toraja, jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas Toraja, yaitu Pa'piong, sebuah masakan khas Toraja yang dimasak dengan bambu. Isi pa'piong ini bermacam-macam, ada daging ayam, babi dan ikan.


Pa'piong, makanan khas Toraja


Selain makanan, Toraja juga terkenal akan kopi nya. Di hari itu, kami berkesempatan untuk mengunjungi sebuah industri rumahan yang memproduksi kopi Toraja jenis Arabica. Kami dijamu dengan ramah sekali, masing-masing dari kami diberikan secangkir kopi gratis dan kue sebagai teman kopi.

Kopi Toraja


Indahnya Bukit Nona

Di hari ke-empat, kami check-out dari Hotel Misiliana pukul 04.00 pagi guna melanjutkan kembali perjalanan panjang 8 jam  ke Makassar. Di tengah perjalanan kami mampir sebentar untuk beristirahat di sebuah warung yang terletak di kaki Bukit Nona.

Di warung ini, kita bisa menikmati kopi atau teh sambil menikmati keindahan Bukit Nona. Mengapa dinamakan Bukit Nona? Karena di bukit ini dapat kita lihat ada bagian yang menyerupai alat kelamin wanita.


Bukit Nona yang menyerupai alat kelamin wanita


Itulah sekilas cerita perjalanan gw bersama teman-teman #KitKatIndoBreakSpot. Sebuah perjalanan yang sangat menyenangkan. Gw mendapatkan banyak cerita dan inspirasi baru dari teman-teman dan orang-orang yang gw jumpai selama perjalanan. Karena gw percaya dengan kata-kata "There will always be a reason why you meet people. Either you need to change your life, or you're the one that will change theirs."



Kiri ke kanan: Seno, Priska, Hira, Bayu, Lauren, Pangke

Kalian juga bisa menonton video perjalanan Tana Toraja ini di link berikut: A Journey to Tana Toraja atau kalian bisa tonton langsung video di bawah ini:



Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.
Semoga kita bertemu suatu hari nanti.


Salam senyum,

Bayu






Sunday, October 1, 2017

Go Pro Hero 5 Black dari Kapal Api


Haloooo semuaaa ...

Gw menulis tulisan ini dengan perasaan senang bahagia banget....
Bulan September ini gw diperbolehkan oleh Tuhan buat menang kuis dua kali...
Oh My God, seakan gw gak percaya... tapi ya begitulah seperti yang gw bilang di post: I AM QUIZ HUNTER, kalau ikut kuis itu harus niat, usaha, doa dan pantang menyerah. Sisanya serahkan pada-Nya yang berkuasa.

Kuis kali ini adalah kompetisi foto instagram yang diadakan #GrandeWhiteCoffee , sebuah produk dari Kapal Api dengan tema #GrandeYourDay pada tanggal 19 Agustus 2017 hingga 16 September 2017. Hadiahnya adalah Go Pro Hero 5 Black untuk 3 orang pemenang.


Pengumuman pemenang di instagram @kapalapi_id

Foto gw yang menang nih, bisa dilihat di instagram @brnadbayu

Dulu gw pengen banget beli kamera action kayak Go Pro ini, tapi karena masih banyak kebutuhan lain, jadi gw pending terus buat beli kamera ini.
Jadi sekarang gw bisa traveling dan berkreasi buat video dengan kamera ini.
Terima kasih Kapal Api!

Terima kasih sudah membaca, ayo berburu kuis!

Salam Quiz Hunter,

Bayu







Sunday, September 17, 2017

Have a Traveling Break, Have a KitKat


Halo semuanya......

Kalian pasti tahu kan Kitkat? Iya, itu coklat produksi Nestle yang terkenal dengan slogannya "Ada Break Ada KitKat".

Yes, bulan September-Oktober 2017 lalu, KitKat mengadakan kuis kompetisi foto instagram dengan tema #KitKatIndoBreakSpot yaitu menunjukkan travel spot unik di Indonesia. Dan seperti biasa, sebagai Quiz Hunter, gw ikutan dong kuis KitKat ini, dan puji Tuhan, gw menang cuy. Horeeeeee.

Hadiah dalam kuis ini adalah:
1. Dua orang pemenang mendapatkan liburan 4 hari 3 malam gratis ke Tana Toraja dan masing-masing pemenang boleh mengajak satu orang teman.

2. Dua orang pemenang mendapatkan liburan 4 hari 3 malam ke Wakatobi dan masing-masing pemenang boleh mengajak satu orang teman.


Nah, gw sendiri mendapatkan liburan gratis ke Tana Toraja tanggal 20-23 Oktober 2017.


Pengumuman pemenang di instagram kitkat_id


Ini foto gw yang menang, bisa dilihat di instagram @brnadbayu

Gw bersyukur banget, dari 2000 orang peserta yang upload foto untuk kuis ini, akhirnya gw menjadi pemenang nya. :)

Kalian bisa baca cerita mengenai perjalanan gw #CityBreak #KitKatIndoBreakSpot ke Tana Toraja di post ini: Tana Toraja: Mistis dan Menakjubkan.


Terima kasih sudah membaca.

Salam senyum,
Bayu



Saturday, September 16, 2017

Sumba yang Eksotis


Hai, apa kabar kalian semuanya?
Semoga dalam keadaan baik ya...

Setelah lama gak traveling, akhirnya tanggal 1-4 September 2017 yang lalu gw menjelajahi Sumba.
Awalnya gak ada niat buat berangkat ke Sumba. Tapi berhubung voucher travel hadiah dari kuis Belvita belum dipakai, jadi gw memutuskan untuk menggunakan voucher tersebut untuk membeli tiket pesawat ke Sumba. (Baca: Winner Quiz #RayakanPagimu Belvita)

Well, siapa yang sudah pernah ke Sumba? Jangan salah ya, Sumba itu berbeda dengan Sumbawa. Kalau Sumba itu terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara Sumbawa ada di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Indonesia itu memang memiliki banyak tempat yang seru. Salah satunya ya tanah Sumba ini yang terkenal sebagai negeri eksotis, mulai dari pesona alamnya, hamparan luas padang savana, jalannya yang berliak-liuk, langitnya yang benderang, pantainya yang menggoda hingga kearifan budaya lokalnya.

Tanggal 1 September 2017, gw berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan pesawat Batik Air menuju Bandara Ngurah Rai, Bali. Oh iya, perjalanan ke Sumba ini, gw menggunakan jasa open trip Lyladventure. Di Bali, gw bertemu dengan teman-teman baru yang akan berangkat bersama dalam open trip ini menuju Sumba. Setelah transit sebentar sekitar 1 jam di Bali, gw berangkat lagi menggunakan pesawat Wings Air tipe ATR menuju Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Perjalanan udara dari Bali ke Tambolaka menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam.

Sesampai di Bandara Tambolaka, kami bergegas menuju ke hotel untuk check-in sekaligus makan siang. Setelah itu kami langsung menuju ke Desa Adat Ratenggaro.


Desa Adat Ratenggaro

Jika ingin merasakan kembali jaman megalithikum, kunjungilah Desa Adat Ratenggaro. Desa ini berjarak sekitar 50 km dari Tambolaka, Sumba Barat Daya. Lokasi persis di pinggir pantai. Jadi kita bisa menikmati alam sekaligus menikmati budaya adat setempat. Ratenggaro merupakan gabungan dari kata 'Rate' yang berarti kuburan dan 'Garo' yang berarti orang-orang Garo. Jadi arti Ratenggaro adalah Kuburan bagi orang-orang Garo.


Desa Ratenggaro yang belokasi di pinggir pantai

Di Desa Ratenggaro ini, kita bisa menemui banyak kubur batu yang memiliki ukiran dan pahatan yang unik sehingga semakin menambah kesan magis. Keunikan lainnya ada pada rumah adatnya (Uma Kelada) yang memiliki ciri khas menara menjulang tinggi mencapai 15 meter, dimana tinggi rendahnya atap didasarkan atas status sosial mereka.

Suasana Desanya sangat asri dan nyaman. Kita juga bisa menemui anak-anak kecil berlari dan bermain bersama kuda dan alam, tidak seperti anak-anak kota yang sibuk bermain dengan gadget.


Anak kecil menunggang kuda


Pantai Bwanna

Pantai Bwanna (baca: Banna) adalah sebuah surga tersembunyi di Sumba Barat Daya. Lokasinya sangat terpencil dan membutuhkan "effort" yang lebih untuk mencapainya. Untuk menuju ke pantai ini, dibutuhkan kurang lebih 2 jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Tambolaka. Setelah sampai tujuan, kita harus melewati jalur "tracking" jalanan menurun yang cukup berat untuk mencapai bibir pantai.

Tracking menuju Pantai Bwanna

Yang unik dari Bwanna adalah adanya lubang besar seperti pintu gerbang yang berada di tengah tebing bebatuan. Lubang tersebut bukan buatan manusia, tetapi terjadi secara alami karena terkikis oleh ombak laut.

Pantai Bwanna

Selain bisa menikmati keindahan tebing dan pasir pantai yang halus, kita juga bisa menikmati matahari tenggelam di Bwanna. Sore itu, gw dan teman-teman beruntung mendapatkan langit yang cerah sehingga kami bisa menikmati sunset di Bwanna. Sungguh indah sekali!


Sunset di Bwanna

Danau Weekuri

Di hari kedua, setelah sarapan kami pun check-out dari hotel, karena sore nanti kami akan pindah ke Sumba Timur. Namun pagi ini tujuan kami yang pertama adalah menuju Danau Weekuri yang berlokasi di Kodi Utara, Sumba Barat Daya.
Danau Weekuri ini sangat unik karena air yang dimiliki danau ini adalah air asin. Ya, sebenarnya Danau Weekuri ini merupakan sebuah laguna yang terbentuk dari air laut.

Danau Weekuri

Air di danau ini sangat jernih berwarna hijau kebiru-biruan, membuat kita yang melihat nya pasti ingin segera melompat ke dalam danau. Tapi harus berhati-hati, karena di danau ini banyak bulu babi, jangan sampai menginjaknya ya!

Kita juga bisa menikmati keindahan laut dengan berjalan kaki menyusuri bukit karang yang menjorok ke laut lepas. Batu-batu karang di sini sangat tajam, jadi kita harus berhati-hati ketika berjalan. Dari atas bukit, kita bisa menikmati panorama keindahan Weekuri.

Danau Weekuri dari atas bukit



Air Terjun Lapopu

Setelah puas berenang di Danau Weekuri, kami melanjutkan perjalanan kembali. Destinasi berikutnya masih berbau basah-basahan, kami akan berenang di Air Terjun Lapopu.

Air Terjun Lapopu adalah air terjun yang berlokasi di Desa Hatikuloku, Wanokaka, Sumba Barat. Air terjun ini berlokasi di dalam kawasan Taman Nasional Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti. Setelah tiba di pos, kita akan berjalan kaki menyusuri pinggir sungai untuk menuju lokasi air terjun.


Menyusuri pinggir sungai menuju air terjun Lapopu

Air Terjun Lapopu memiliki air yang berwarna hijau tosca, yang membuat orang yang melihat nya pasti ingin segera berenang dan menikmati kesegaran airnya. Tapi hati-hati saat berenang, dan berjalan di dalam air karena batu-batuan nya sangat licin.

Air Terjun Lapopu


Sunset di Bukit Warinding

Beranjak dari Lapopu, kami melanjutkan perjalanan menuju Sumba Timur yang menghabiskan waktu kurang lebih 3-4 jam. Sepanjang perjalanan, mata kita akan selalu dimanjakan dengan keindahan alam Sumba, jadi kalau bisa jangan tidur ya sepanjang perjalanan. Hehehehe.

Sebelum ke hotel, kami mampir ke Bukit Warinding untuk menikmati matahari tenggelam. Bukit Warinding ini adalah hamparan padang rumput yang berbukit-bukit. Lokasinya berada di ketinggian 100-200 meter di atas permukaan laut. Di bukit ini, kita bisa menikmati keindahan dan kesejukan alam sambil merasakan semilir angin. Sore itu gw dan teman-teman juga beruntung bisa menikmati semburat jingga dari senja di kala sang surya tenggelam.

Sunset di Bukit Warinding



Sunrise di Bukit Warinding

Di hari ketiga, pagi-pagi buta kami sudah bangun guna mengejar matahari terbit di Bukit Warinding. Kita bisa menyaksikan bagaiman matahari bangun dari tidurnya, dan menampakkan dirinya malu-malu ke dunia. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.



Di Bukit Warinding ini, kita juga bisa menemukan anak-anak kecil yang sering bermain atau menggembalakan ternaknya di bukit ini. Beberapa wajah anak kecil terlihat sangat familiar. Ya, wajah-wajah mereka sudah sering masuk ke sosial media instagram. Seperti terlihat di foto bawah ini, gw pun mengambil foto bersama Lidya, Vira, Tanto, dan anjing nya yang bernama Rudal.




Bukit Warinding memang sangat memanjakan mata dengan menyuguhkan pemandangan buki-bukit kecil yang indah. Dimana sejauh mata memandang, membuat gw merasa bangga dan bersyukur bisa menikmati keindahan alam Indonesia ciptaan Tuhan ini.


Pantai Watu Parunu

Tujuan berikutnya adalah Pantai Watu Parunu yang berlokasi di Desa lain Janji, Wulla Waijelu, Sumba Timur. Lokasinya memang cukup jauh, sekitar 135 km dari pusat kota Waingapu. Sepanjang perjalanan menuju pantai ini kita bisa menemukan hamparan savana dan kuda-kuda liar.


Savan dan kuda di Sumba


Sesuai dengan namanya, yang unik dari Pantai Watu Parunu adalah tebing batu putih yang berada di ujung pantai. Tebing ini terbentuk karena proses alam, jika dilihat seperti ukiran yang sengaja dibentuk oleh manusia. Kita bisa mencapai tebing batu ini dengan melewati batu berlubang seperti gerbang di pantai ini.



Tebing batu putih

Watu dalam bahasa Sumba berarti batu, sedangkan Parunu berarti berjalan menunduk. Hal ini berkaitan dengan lubang yang ada di pantai ini. Setiap orang yang melewati lubang tersebut akan berjalan dengan menunduk agar dapat melintasinya.

Lubang di Watu Parunu


Pantai Walakiri

Pantai Walakiri ini berlokasi sekitar 25 km dari pusat kota Waingapu. Pantai ini sangat landai dan tenang. Kita bisa menikmati Walakiri saat air laut surut, dimana kita bisa berjalan cukup jauh dari tepi pantai. Walakiri memiliki hutan bakau yang unik, sementara di pinggir pantainya kita bisa menemukan jajaran pohon kelapa untuk bersantai dan berteduh.


Bermain pasir di Pantai Walakiri

Keunikan lain dari Walakiri adalah jeni pasirnya. Di Walakiri, kita dapat menemukan dua jenis pasir pantai. Pasir di tepi pantai berwanra putih dan kasar, sementara jika kita berjalan jauh ke area air laut surut, kita akan menemukan pasir yang halus seperti bedak tapi keras dan padat.

Siluet pohon bakau di Walakiri

Banyak keluarga yang piknik di pantai ini. Bermain pasir pantai sambil menunggu matahari tenggelam. Kita bisa menikmati keindahan siluet dari pohon bakau di Walakiri saat matahari tenggelam. Sungguh pemandangan langit senja yang indah!
Sunset di Walakiri


Savana Puru Kambera
Lokasi Savana Puru Kambera ini sebenarnya dekat dengan Pantai Puru Kambera. Lokasi nya berada sekitar 24 km dari Kota Waingapu. Jadi kita bisa menikmati keindahahan laut dan padang savana secara sekaligus. Padang savana adalah salah satu tujuan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kita bisa menikmati rumput dan pepohonan yang mirip dengan Afrika. Jika beruntung, kita juga bisa menemukan kuda-kuda liar di savana ini. 
Savana dan Pantai Puru Kambera

Savana Puru Kambera
Desa Tenun Sumba Timur
Selain Savana Puru Kambera, destinasi di hari terakhir kami adalah mengunjungi desa tenun Sumba Timur. Proses pembuatan kain tenun Sumba ini sangatlah kreatif, dibuat dari bahan baku kapas dengan menggunakan teknik ikat dengan memanfaatkan daun gewang (daun palem) untuk menciptakan motif. Proses pembuatan nya pun selalu melibatkan campur tangan alam, seperti warna merah berasal dari akar mengkudu, warna hitam dari daun indigo, warna kuning dari kayu sogan, warna biru dari nila, dan warna coklat dari lumpur.
Proses pembuatan tenun Sumba

Proses menenun dan pembuatan motif kain Sumba ini memakan waktu kurang lebih dari 6 bulan hingga 3 tahun. Setelah proses tenun, prose motif dan pewarnaan selesai, kain akan diangin-anginkan selama sebulan lalu setelah itu dicelupkan ke dalam minyak kemiri. Lalu dikeringkan dan kemudian disimpan selama satu bulan agar warna semakin matang. Harganya mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung ukuran, jenis motif dan lama penyimpanan. Semakin lama disimpan maka harganya semakin mahal karena semakin matang warnanya.


Kain Tenun Sumba
Motif kain Sumba ini pun bermacam-macam, seperti motif kuda yang melambangkan kebangsawanan/keagungan, motif naga melambangkan kekuasaan, motif ayam melambangkan kehidupan wanita dan motif burung kakatua melambangkan persatuan.
Nah, itulah sekilas cerita perjalanan gw ke Sumba. Perjalanan yang seru dan menyenangkan. Selain bisa menikmati keindahan alam, gw juga mendapatkan kawan-kawan baru di perjalanan ini, saling berbagi cerita dan pengalaman. Kata-kata yang selalu gw bawa dalam perjalanan atau tarveling adalah: "There will always be a reason why you meet people. Either you need to change your life, or you're the one that will change theirs."
Kalian juga bisa melihat video singkatnya di link berikut:  A journey to sumba Island, atau bisa lihat video di bawah ini:



Terima kasih sudah membaca ya!
Semoga kita bisa bertemu suatu saat nanti.

Salam senyum,

Bayu