Sunday, September 17, 2017

Have a Traveling Break, Have a KitKat


Halo semuanya......

Kalian pasti tahu kan Kitkat? Iya, itu coklat produksi Nestle yang terkenal dengan slogannya "Ada Break Ada KitKat".

Yes, bulan September-Oktober 2017 lalu, KitKat mengadakan kuis kompetisi foto instagram dengan tema #KitKatIndoBreakSpot yaitu menunjukkan travel spot unik di Indonesia. Dan seperti biasa, sebagai Quiz Hunter, gw ikutan dong kuis KitKat ini, dan puji Tuhan, gw menang cuy. Horeeeeee.

Hadiah dalam kuis ini adalah:
1. Dua orang pemenang mendapatkan liburan 4 hari 3 malam gratis ke Tana Toraja dan masing-masing pemenang boleh mengajak satu orang teman.

2. Dua orang pemenang mendapatkan liburan 4 hari 3 malam ke Wakatobi dan masing-masing pemenang boleh mengajak satu orang teman.


Nah, gw sendiri mendapatkan liburan gratis ke Tana Toraja tanggal 20-23 Oktober 2017.


Pengumuman pemenang di instagram kitkat_id


Ini foto gw yang menang, bisa dilihat di instagram @brnadbayu

Gw bersyukur banget, dari 2000 orang peserta yang upload foto untuk kuis ini, akhirnya gw menjadi pemenang nya. :)

Kalian bisa baca cerita mengenai perjalanan gw #CityBreak #KitKatIndoBreakSpot ke Tana Toraja di post ini: Tana Toraja: Mistis dan Menakjubkan.


Terima kasih sudah membaca.

Salam senyum,
Bayu



Saturday, September 16, 2017

Sumba yang Eksotis


Hai, apa kabar kalian semuanya?
Semoga dalam keadaan baik ya...

Setelah lama gak traveling, akhirnya tanggal 1-4 September 2017 yang lalu gw menjelajahi Sumba.
Awalnya gak ada niat buat berangkat ke Sumba. Tapi berhubung voucher travel hadiah dari kuis Belvita belum dipakai, jadi gw memutuskan untuk menggunakan voucher tersebut untuk membeli tiket pesawat ke Sumba. (Baca: Winner Quiz #RayakanPagimu Belvita)

Well, siapa yang sudah pernah ke Sumba? Jangan salah ya, Sumba itu berbeda dengan Sumbawa. Kalau Sumba itu terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT), sementara Sumbawa ada di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Indonesia itu memang memiliki banyak tempat yang seru. Salah satunya ya tanah Sumba ini yang terkenal sebagai negeri eksotis, mulai dari pesona alamnya, hamparan luas padang savana, jalannya yang berliak-liuk, langitnya yang benderang, pantainya yang menggoda hingga kearifan budaya lokalnya.

Tanggal 1 September 2017, gw berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan pesawat Batik Air menuju Bandara Ngurah Rai, Bali. Oh iya, perjalanan ke Sumba ini, gw menggunakan jasa open trip Lyladventure. Di Bali, gw bertemu dengan teman-teman baru yang akan berangkat bersama dalam open trip ini menuju Sumba. Setelah transit sebentar sekitar 1 jam di Bali, gw berangkat lagi menggunakan pesawat Wings Air tipe ATR menuju Bandara Tambolaka, Sumba Barat Daya. Perjalanan udara dari Bali ke Tambolaka menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam.

Sesampai di Bandara Tambolaka, kami bergegas menuju ke hotel untuk check-in sekaligus makan siang. Setelah itu kami langsung menuju ke Desa Adat Ratenggaro.


Desa Adat Ratenggaro

Jika ingin merasakan kembali jaman megalithikum, kunjungilah Desa Adat Ratenggaro. Desa ini berjarak sekitar 50 km dari Tambolaka, Sumba Barat Daya. Lokasi persis di pinggir pantai. Jadi kita bisa menikmati alam sekaligus menikmati budaya adat setempat. Ratenggaro merupakan gabungan dari kata 'Rate' yang berarti kuburan dan 'Garo' yang berarti orang-orang Garo. Jadi arti Ratenggaro adalah Kuburan bagi orang-orang Garo.


Desa Ratenggaro yang belokasi di pinggir pantai

Di Desa Ratenggaro ini, kita bisa menemui banyak kubur batu yang memiliki ukiran dan pahatan yang unik sehingga semakin menambah kesan magis. Keunikan lainnya ada pada rumah adatnya (Uma Kelada) yang memiliki ciri khas menara menjulang tinggi mencapai 15 meter, dimana tinggi rendahnya atap didasarkan atas status sosial mereka.

Suasana Desanya sangat asri dan nyaman. Kita juga bisa menemui anak-anak kecil berlari dan bermain bersama kuda dan alam, tidak seperti anak-anak kota yang sibuk bermain dengan gadget.


Anak kecil menunggang kuda


Pantai Bwanna

Pantai Bwanna (baca: Banna) adalah sebuah surga tersembunyi di Sumba Barat Daya. Lokasinya sangat terpencil dan membutuhkan "effort" yang lebih untuk mencapainya. Untuk menuju ke pantai ini, dibutuhkan kurang lebih 2 jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Tambolaka. Setelah sampai tujuan, kita harus melewati jalur "tracking" jalanan menurun yang cukup berat untuk mencapai bibir pantai.

Tracking menuju Pantai Bwanna

Yang unik dari Bwanna adalah adanya lubang besar seperti pintu gerbang yang berada di tengah tebing bebatuan. Lubang tersebut bukan buatan manusia, tetapi terjadi secara alami karena terkikis oleh ombak laut.

Pantai Bwanna

Selain bisa menikmati keindahan tebing dan pasir pantai yang halus, kita juga bisa menikmati matahari tenggelam di Bwanna. Sore itu, gw dan teman-teman beruntung mendapatkan langit yang cerah sehingga kami bisa menikmati sunset di Bwanna. Sungguh indah sekali!


Sunset di Bwanna

Danau Weekuri

Di hari kedua, setelah sarapan kami pun check-out dari hotel, karena sore nanti kami akan pindah ke Sumba Timur. Namun pagi ini tujuan kami yang pertama adalah menuju Danau Weekuri yang berlokasi di Kodi Utara, Sumba Barat Daya.
Danau Weekuri ini sangat unik karena air yang dimiliki danau ini adalah air asin. Ya, sebenarnya Danau Weekuri ini merupakan sebuah laguna yang terbentuk dari air laut.

Danau Weekuri

Air di danau ini sangat jernih berwarna hijau kebiru-biruan, membuat kita yang melihat nya pasti ingin segera melompat ke dalam danau. Tapi harus berhati-hati, karena di danau ini banyak bulu babi, jangan sampai menginjaknya ya!

Kita juga bisa menikmati keindahan laut dengan berjalan kaki menyusuri bukit karang yang menjorok ke laut lepas. Batu-batu karang di sini sangat tajam, jadi kita harus berhati-hati ketika berjalan. Dari atas bukit, kita bisa menikmati panorama keindahan Weekuri.

Danau Weekuri dari atas bukit



Air Terjun Lapopu

Setelah puas berenang di Danau Weekuri, kami melanjutkan perjalanan kembali. Destinasi berikutnya masih berbau basah-basahan, kami akan berenang di Air Terjun Lapopu.

Air Terjun Lapopu adalah air terjun yang berlokasi di Desa Hatikuloku, Wanokaka, Sumba Barat. Air terjun ini berlokasi di dalam kawasan Taman Nasional Menupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti. Setelah tiba di pos, kita akan berjalan kaki menyusuri pinggir sungai untuk menuju lokasi air terjun.


Menyusuri pinggir sungai menuju air terjun Lapopu

Air Terjun Lapopu memiliki air yang berwarna hijau tosca, yang membuat orang yang melihat nya pasti ingin segera berenang dan menikmati kesegaran airnya. Tapi hati-hati saat berenang, dan berjalan di dalam air karena batu-batuan nya sangat licin.

Air Terjun Lapopu


Sunset di Bukit Warinding

Beranjak dari Lapopu, kami melanjutkan perjalanan menuju Sumba Timur yang menghabiskan waktu kurang lebih 3-4 jam. Sepanjang perjalanan, mata kita akan selalu dimanjakan dengan keindahan alam Sumba, jadi kalau bisa jangan tidur ya sepanjang perjalanan. Hehehehe.

Sebelum ke hotel, kami mampir ke Bukit Warinding untuk menikmati matahari tenggelam. Bukit Warinding ini adalah hamparan padang rumput yang berbukit-bukit. Lokasinya berada di ketinggian 100-200 meter di atas permukaan laut. Di bukit ini, kita bisa menikmati keindahan dan kesejukan alam sambil merasakan semilir angin. Sore itu gw dan teman-teman juga beruntung bisa menikmati semburat jingga dari senja di kala sang surya tenggelam.

Sunset di Bukit Warinding



Sunrise di Bukit Warinding

Di hari ketiga, pagi-pagi buta kami sudah bangun guna mengejar matahari terbit di Bukit Warinding. Kita bisa menyaksikan bagaiman matahari bangun dari tidurnya, dan menampakkan dirinya malu-malu ke dunia. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.



Di Bukit Warinding ini, kita juga bisa menemukan anak-anak kecil yang sering bermain atau menggembalakan ternaknya di bukit ini. Beberapa wajah anak kecil terlihat sangat familiar. Ya, wajah-wajah mereka sudah sering masuk ke sosial media instagram. Seperti terlihat di foto bawah ini, gw pun mengambil foto bersama Lidya, Vira, Tanto, dan anjing nya yang bernama Rudal.




Bukit Warinding memang sangat memanjakan mata dengan menyuguhkan pemandangan buki-bukit kecil yang indah. Dimana sejauh mata memandang, membuat gw merasa bangga dan bersyukur bisa menikmati keindahan alam Indonesia ciptaan Tuhan ini.


Pantai Watu Parunu

Tujuan berikutnya adalah Pantai Watu Parunu yang berlokasi di Desa lain Janji, Wulla Waijelu, Sumba Timur. Lokasinya memang cukup jauh, sekitar 135 km dari pusat kota Waingapu. Sepanjang perjalanan menuju pantai ini kita bisa menemukan hamparan savana dan kuda-kuda liar.


Savan dan kuda di Sumba


Sesuai dengan namanya, yang unik dari Pantai Watu Parunu adalah tebing batu putih yang berada di ujung pantai. Tebing ini terbentuk karena proses alam, jika dilihat seperti ukiran yang sengaja dibentuk oleh manusia. Kita bisa mencapai tebing batu ini dengan melewati batu berlubang seperti gerbang di pantai ini.



Tebing batu putih

Watu dalam bahasa Sumba berarti batu, sedangkan Parunu berarti berjalan menunduk. Hal ini berkaitan dengan lubang yang ada di pantai ini. Setiap orang yang melewati lubang tersebut akan berjalan dengan menunduk agar dapat melintasinya.

Lubang di Watu Parunu


Pantai Walakiri

Pantai Walakiri ini berlokasi sekitar 25 km dari pusat kota Waingapu. Pantai ini sangat landai dan tenang. Kita bisa menikmati Walakiri saat air laut surut, dimana kita bisa berjalan cukup jauh dari tepi pantai. Walakiri memiliki hutan bakau yang unik, sementara di pinggir pantainya kita bisa menemukan jajaran pohon kelapa untuk bersantai dan berteduh.


Bermain pasir di Pantai Walakiri

Keunikan lain dari Walakiri adalah jeni pasirnya. Di Walakiri, kita dapat menemukan dua jenis pasir pantai. Pasir di tepi pantai berwanra putih dan kasar, sementara jika kita berjalan jauh ke area air laut surut, kita akan menemukan pasir yang halus seperti bedak tapi keras dan padat.

Siluet pohon bakau di Walakiri

Banyak keluarga yang piknik di pantai ini. Bermain pasir pantai sambil menunggu matahari tenggelam. Kita bisa menikmati keindahan siluet dari pohon bakau di Walakiri saat matahari tenggelam. Sungguh pemandangan langit senja yang indah!
Sunset di Walakiri


Savana Puru Kambera
Lokasi Savana Puru Kambera ini sebenarnya dekat dengan Pantai Puru Kambera. Lokasi nya berada sekitar 24 km dari Kota Waingapu. Jadi kita bisa menikmati keindahahan laut dan padang savana secara sekaligus. Padang savana adalah salah satu tujuan yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Kita bisa menikmati rumput dan pepohonan yang mirip dengan Afrika. Jika beruntung, kita juga bisa menemukan kuda-kuda liar di savana ini. 
Savana dan Pantai Puru Kambera

Savana Puru Kambera
Desa Tenun Sumba Timur
Selain Savana Puru Kambera, destinasi di hari terakhir kami adalah mengunjungi desa tenun Sumba Timur. Proses pembuatan kain tenun Sumba ini sangatlah kreatif, dibuat dari bahan baku kapas dengan menggunakan teknik ikat dengan memanfaatkan daun gewang (daun palem) untuk menciptakan motif. Proses pembuatan nya pun selalu melibatkan campur tangan alam, seperti warna merah berasal dari akar mengkudu, warna hitam dari daun indigo, warna kuning dari kayu sogan, warna biru dari nila, dan warna coklat dari lumpur.
Proses pembuatan tenun Sumba

Proses menenun dan pembuatan motif kain Sumba ini memakan waktu kurang lebih dari 6 bulan hingga 3 tahun. Setelah proses tenun, prose motif dan pewarnaan selesai, kain akan diangin-anginkan selama sebulan lalu setelah itu dicelupkan ke dalam minyak kemiri. Lalu dikeringkan dan kemudian disimpan selama satu bulan agar warna semakin matang. Harganya mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung ukuran, jenis motif dan lama penyimpanan. Semakin lama disimpan maka harganya semakin mahal karena semakin matang warnanya.


Kain Tenun Sumba
Motif kain Sumba ini pun bermacam-macam, seperti motif kuda yang melambangkan kebangsawanan/keagungan, motif naga melambangkan kekuasaan, motif ayam melambangkan kehidupan wanita dan motif burung kakatua melambangkan persatuan.
Nah, itulah sekilas cerita perjalanan gw ke Sumba. Perjalanan yang seru dan menyenangkan. Selain bisa menikmati keindahan alam, gw juga mendapatkan kawan-kawan baru di perjalanan ini, saling berbagi cerita dan pengalaman. Kata-kata yang selalu gw bawa dalam perjalanan atau tarveling adalah: "There will always be a reason why you meet people. Either you need to change your life, or you're the one that will change theirs."
Kalian juga bisa melihat video singkatnya di link berikut:  A journey to sumba Island, atau bisa lihat video di bawah ini:



Terima kasih sudah membaca ya!
Semoga kita bisa bertemu suatu saat nanti.

Salam senyum,

Bayu