Saturday, September 22, 2012

SINGAPORE FIRST TIME (PART 1)


Belajar. Berteman. Bekerja. Bertamasya. 


Tanggal 9-14 September 2012 lalu aku mendapat tugas dari kantor untuk ikut training di Singapore.
Well, harapan ku sih akan mendapat tugas ke Eropa atau Asia yang cukup jauh dari Indonesia. Apa mau dikata, dapetnya di tetangga Indonesia. Harus tetap bersyukur.. :)

Minggup pagi, 9 September 2012 aku berangkat naik taxi blue bird ke terminal 2, pesawat Singapore Airlines ku take off jam 08.00 WIB. Ini pertama kalinya naik SQ dan pertama kalinya naik Airbus. :)

Ini lah makanan nasi goreng di SQ:

Nasi Goreng ala SQ

Perjalanan ke SG dengan pesawat terbang menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam. Karena jam di SG lebih cepat 1 jam dari Indonesia, maka ketika saya sampai di Changi, jam menunjukkan pkl. 10.30 waktu SG.

Turun dari pesawat, aku dikagetkan dengan pelayanan airportnya yang sungguh baik dan teratur. Custom nya tidak repot dan pengambilan bagasi yang cepat. 
Mencari taxi pun cepat meski antri tapi tidak terlalu lama. Nah, mengenai taxi memang sangat berbeda dengan Indonesia. Sopir taxi di SG kurang ramah, kita juga harus mengangkat tas/koper sendiri ke dalam bagasi taxi, berbeda dengan sopir taxi Indonesia yang langsung turun membantu mengangkat. Perbedaan nya yang lain adalah adanya print out untuk bukti pembayaran/bill nya di taxi SG.

Dari Changi aku langsung menuju Orchad Hotel. Yup, disana aku akan menginap sampai tanggal 14 September 2013. Sepanjang perjalanan dari Changi ke Orchad aku ditakjubkan dengan pemandangan tata kota SG yang sungguh luar biasa. Semua tertata rapih, bersih dan tentunya tidak macet seperti di Jakarta.
Mata ku tidak pernah berkedip melihat seluruh isi kota SG, yang membuat aku kaget juga adalaha populasi motor yang hilir mudik di jalanan bisa dihitung dengan jari, sementara itu mobil-mobil mewah seperti Ferrari, Porche, dll cukup banyak yang hilir mudik di jalanan Singapore. Sayang nya mobil-mobil mewah tersebut tidak bisa tancap gas melebihi 90km/jam, karena adanya peraturan Pemerintah yang mengatur tersebut. Maka jangan heran jika kita selalu melihat banyak kamera sepanjang jalanan SG. 

Sesampai di hotel aku juga langsung dibuat terpesona oleh kemewahan Hotel Orchad. Sungguh beruntung aku menginap di hotel ini. :)

Orchad Hotel


Setelah check in, aku langsung ke lobby untuk betemu dengan Ivert. Ivert ini adalah anak dari Ibu Mariana, rekan kerja di kantor. Aku sudah janjian untuk bertemu, karena ada titipan dari Ibu Mariana yang ingin aku berikan kepadanya. Selain itu, Ivert juga mau menemaniku jalan-jalan menjelajahi kota Singapore. Ivert ini dulu kuliah di SG dan kemudian lanjut bekerja juga di SG. 

Rencanaku memang ingin menghabiskan hari minggu ini seharian dengan jalan-jalan dan membeli oleh-oleh, karena hari senin-jumat, 10-14 september aku akan training seharian penuh dari pagi sampai sore, takutnya tidak sempat lagi untuk jalan-jalan dan membeli oleh-oleh. 
Awal mula nya malah aku ingin pulang ke Jakarta hari sabtu malam, 15 September. Tapi berhubung tanggal 15 harus masuk kuliah karena ada ujian jadi aku harus balik ke JKT tanggal 14 malam.

Dari Orchad Hotel, kami bergegas langsung menuju stasiun MRT. Destinasi pertama kami adalah China Town dan Little India. Well, semua orang di SG jalan nya cepet-cepet ya. Kayak dikejar setan aja, hahahahaha, berbeda dengan orang Indonesian yang jalan nya (terlalu) santai. oops...



MRT


Aku juga baru tau kalo di escalator ada jalur cepat dan jalur lambat. Kayak jalan TOL aja. Yang tidak buru-buru harus berdiri di sebelah kiri. Sementara sebelah kanan untuk orang-orang lewat karena buru-buru. 

Ternyata MRT adalah alat transportasi yang paling favorit di SG. Tidak heran MRT nya selalu penuh. 
Jakarta kapan ya punya MRT? Semoga Gubernur JKT yang baru, Jokowi bisa merealisasikan transportasi yang bagus seperti SG ini. 

Sampai di China Town, aku langsung makan siang di foodcourtnya. Gila mampus! rame banget nih tempat makan. Setelah itu aku langsung menelusuri pusat oleh-oleh, aku beli beberapa gantungan kunci dan baju. Mampir bentar di little India dan tidak lupa mengambil foto. :)

Little India
Setelah itu aku langsung ke daerah Msutafa untuk membeli cokelat. Katanya disana cokelatnya murah-murah. Dari China Town aku dan Ivert naik MRT ke Mustafa.  Uniknya di Mustafa, semua orang yang masuk harus antri dulu biar tas ransel atau tas kantong plastik bawaan nya diiket dulu dengan tali segel. Maksudnya mungkin biar gak ada yang mencuri. Wah berarti sudah pernah ada kejadian pencurian nih disini. hohohoho. Setelah keluar dari Mustafa, tas kita dibuka lagi segel nya oleh petugas. 


Aku tidak berlama-lama di Mustafa, setelah selesai membeli cokelat kami langsung bergegas ke Sentosa Island dengan naik Monorel. Wuaah..ini juga pertama kalinya aku naik Monorel.





Di Sentosa Island ada sebuah Casino, tempat orang-orang yang ingin mencoba peruntungannya dengan berjudi. Yup, di Singapore tempat dan kegiatan perjudian adalah legal. Tapi aku salut dengan pemerintah SG yang cerdas, karena semua turis yang datang ke Casino ini dapat masuk dengan gratis, cukup dengan menunjukkan passport saja. Sementara penduduk/masyarakat/warga negara Singapore harus membayar 
$ SG 100 jika ingin masuk ke dalam Casino. Bisa dilihat bahwa target utama Casino ini adalah para turis dari luar Singapore. Kalo di Indonesia kayak gini mungkin sudah banyak demo di mana-mana.


Setelah dari Sentosa Island, kami bergegas ke Esplanade. Tempat ini merupakan tempat yang biasa dipakai untuk theatre atau pertunjukan seni dan konser musik. Esplanade berdekatan dengan Marina Bay Sand. 






to be continued.................................................................................



Friday, August 10, 2012

Comeback to Campus




Hari ini adalah hari pertama aku kembali menjadi seorang mahasiswa. Setelah 3 lalun lalu aku mendapat gelar sarjana teknik, kini aku memberanikan diriku untuk kembali berkutat dengan buku-buku dan bercengkerama dengan tembok-tembok pendidikan.

Tiga tahun di Jakarta, tiga tahun aku bergelut di dunia kerja membuat aku tahu dan mengerti bahwa semakin hari bau-bau persaingan di dunia kerja semakin besar. Tengok lah keluar, sudah bertambah berapa meter kah panjang antrian sarjana muda yang mencari pekerjaan? Dan aku akui, aku beruntung karena aku cepat mendapat pekerjaan yang bagus setelah lulus kuliah. 

Tidak dipungkuri bahwa gelar sarjana tidak bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan seseorang. Mungkin itu cerita jaman dahulu kala, ketika populasi sarjana masih sedikit dan lembaga-lembaga pendikan masih segelintir. Lain hal nya dengan jaman modern sekarang, dimana semua orang dengan mudah bisa mengakses informasi dari mana saja. Ilmu bisa didapat dengan mudah, cukup dengan menekan satu tombol. Sebuah gelar tidak bisa menjamin seseorang bisa mudah mendapat pekerjaan. Sebaliknya banyak orang yang tidak bergelar apa-apa malahan dengan mudah dan sukses menciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka-mereka yang bergelar. Lalu apa sebenarnya tujuan kita bersusah payah mengejar gelar sarjana?

Suatu hal yang mencengangkan juga terjadi ketika kebanyakan mahasiswa ditanya mau kerja apa ketika setelah lulus? Jawaban mereka adalah tidak lain ingin bergelut di dunia entrepreneurship. Apakah ini menandakan bahwa bekerja di sebuah perusahaan/instansi kini sudah tidak menarik lagi dan membosankan? 

Aku mengambil kelas weekend, Jumat (malam) dan sabtu (seharian). Angkatan ku ada 3 kelas, satu kelas isinya 37 mahasiswa. Ternyata banyak juga yang mengejar gelar magister. Di kelasku aku sendiri yang paling muda, yang lainnya sudah lama bergelut dalam dunia kerja. Semoga banyak ilmu dan pengalaman dari mereka yang bisa aku tangkap dan bisa dijadikan pelajaran nantinya.

Pilihan ku mengambil magister adalah tentu ingin mendongkrak karir. Tentu saja tidak dipungkuri juga, suatu saat nanti aku juga ingin bergelut dalam dunia entrepreneurship. Kalau semua bisa dijalankan dengan beriringan tentu akan sangat menyenangkan.

Bagaimana dengan anda?





Friday, July 6, 2012

Talking about The Future


"yourself is a director for your future"

Barusan aku, teedoot dan capung habis nongkrong di sevel buaran deket kos ku. Kita ngobrol dari jam 9 sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 00.30.
Banyak hal yang kita perbincangkan. Mulai dari masalah percintaan teman sampai masalah masa depan.
Ya, di umur kami segini memang adalah masa-masa hangat nya memikirkan dan mempersiapkan masa depan.
Seperti baru saja kami tertawa di pojokan ruangan asrama SMA di Jogja, hingga sekarang kami duduk bertiga di sudut Ibukota, dan membicarakan masa depan.
What the hell. Mau tak mau memang fase seperti ini akan kita lewati. Mau jadi seperti apa kita setahun lagi, dua, tiga, empat dan seterusnya.
Menjadi pria dewasa itu pasti, dan masa depan harus dipersiapka dengan matang. Pekerjaan, investasi, rumah, dan married, itulah yang kami perbincangkan malam ini.
Terselip juga masalah percintaan teman kami si Jerry dan si mbah. Tapi mereka berdua tidak hadir bersama kami malam ini.
Apa yang Jerry dan mbah rasakan, pernah juga aku alami.
Memang berat, ketika seseorang yang sudah kita persiapkan untuk masa depan kita ternyata malah meninggalkan kita.
Tetapi itulah hidup, aku banyak belajar dari situ.
Kini aku sudah memiliki seseorang untuk masa depanku. Terkadang terbesit rasa takut jika dia pergi. Tapi aku percaya dan menyerahkan semua kepada-Nya.
Sekarang aku hanya bisa percaya kepadanya. Memegang komitmen bersama nya. Dan mempersiapkan masa depan yang indah bersama nya.
Komitmen, cinta, kepercayaan dan senyuman.


Tuesday, May 8, 2012

sejenak berteduh






"Ada sebuah rahmat baru di balik setiap kesulitan hidup"

Kata-kata ini lah yang membuat aku tetap terus menjalani semua ini dengan ikhlas.
Harapan ku semua nya akan menjadi indah pada waktu nya.


Jakarta, May 8th, 2012
sejenak berteduh di tengah sekelumit masalah.


Tuesday, April 17, 2012

2 Resolusi tahun 2012 sudah terwujud


Apa yang kau minta kepada-Nya dengan penuh keyakinan pasti akan Ia berikan"


Di tahun 2012 ini aku memiliki 6 Resolusi yang ingin aku wujudkan. Setiap hari aku berusaha mewujudkan satu per satu, tetapi tidak lupa selalu aku timpali dengan doa kepada yang Kuasa. Karena aku yakin tanpa Rahmat dari-Nya, semua usaha dan impianku tidak akan pernah terwujud.

Dua dari enam resolusi ku sudah terwujud. Aku sangat senang sekali dan bersyukur kepada Tuhan. Yes, dua resolusi yang sudah terwujud adalah seorang pacar (calon pendamping hidup) dan S2 (MM UGM).

Pada tanggal 8 Maret 2012 lalu aku ikut tes TPA dan TOEFL MM UGM Jakarta. Malam sebelumnya aku demam tinggi, tapi puji Tuhan pada dini hari jam 3 pagi kondisiku membaik, aku sudah minum obat penurun panas dan aku memakai pakaian tebal agar berkeringat. Jam 7 pagi aku sudah siap berangkat menuju Kampus UGM di Tebet. Walaupun aku mengerjakan tes dengan kondisi kurang fit tapi puji Tuhan pada tanggal 20 Maret namaku tercantum di pengumuman MM UGM Jakarta. Aku lulus tes tertulis.

Selanjutnya pada tanggal 10 April aku mengikuti tes tahap ke-2 yaitu tes wawancara. Dan puji Tuhan lagi, pada tanggal 17 April 2012, namaku tercantum lagi di pengumuman MM UGM. Aku dinyatakan diterima menjadi Mahasiswa Baru MM UGM Jakarta, angkatan 25 kelas part time B.

Mulai Agustus mendatang, tiap hari jumat pkl. 19.00-22.00 dan hari sabtu pkl. 08.00-18.00 aku akan menjadi penghuni baru di Kampus asal Jogja tersebut.

Pada tanggal 24 Maret 2012 adalah hari yang membahagiakan juga bagi diriku.
Kenapa? Karena di hari sabtu yang cerah itu, aku mendapatkan seorang wanita yang mau menjadi pasangan hidupku. Nama dia adalah Nath Gadis manis asal Klaten.

Berkali-kali aku panjatkan syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya ini. Karena ini adalah kado yang sangat istimewa bagiku, kado ulang tahun ku pada tanggal 1 April kemarin.

Semoga resolusi-resolusi selanjutnya bisa aku wujudkan, dan semoga semua ini bisa menjadi berkah dan kabar gembira bagi kalian semua.


Semangat selalu, tetap berusaha dan berdoa.

Sunday, March 25, 2012

Anak Kecil Penunggu Angkringan



"Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu..." (Iwan Fals)


Mungkin di Jakarta, kita sudah tidak susah mencari tempat makan khas asal kota Jogja/Solo ini.
Ya, ANGKRINGAN. Tempat makan yang memiliki menu andalan yang terkenal bernama NASI KUCING.

Aku sudah tinggal di Jakarta selama hampir 2 tahun. Tepat di depan gang masuk ke Kos ku, 
disitu bisa kita temui Angkringan. Tempatnya sederhana, hanya sebuah gerobak di trotoar jalan.
Tapi cukup untuk membantu Aku dan teman-teman ketika ingin melepas rindu Kota Jogja.

Ada satu yang menarik perhatianku selama ini dengan angkringan tersebut. 
Kurang lebih sudah hampir 1 bulan ini ada sesosok yang asing di mata ku. Penjualnya.
Bukan Mas-mas yang seperti biasanya, melainkan seorang bocah laki-laki kecil.

Nama nya Agung Prasetyo, panggilannya Pras. Dia sudah putus sekolah sejak lulus SD. 
Sekarang seharusnya dia sudah duduk di bangku kelas 2 SMP.
Asli dari Boyolali. Bapak dan Ibunya sudah bercerai. Sekarang Ibunya tinggal di daerah TMII.
Pemilik angkringan ini adalah tetangga nya di Boyolali. Pras diajak bekerja dengan gaji 500 ribu per bulan.
Bocah ini senang ngobrol. Jika aku dan teman-temanku datang, dia tidak pernah berhenti mengajak ngobrol, ya sangat ramah sekali.

Dia adalah anak terakhir dari 6 bersaudara. Kadang aku berpikir, bocah kecil seperti dia seharusnya ada di rumah, belajar dan bercengkerama dengan keluarganya.
Tapi dunia yang kejam membuat kisah kehidupannya demikian.  Masih banyak Pras-Pras kecil diluar sana yang memiliki kisah yang kurang lebih sama.
Sungguh beruntung aku bisa memiliki kisah kehidupan yang bisa dikatakan sangat jauh berbeda dengan yang dialami Pras.

Ini membuatku bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah aku miliki dalam kehidupan ku selama ini.

Seminggu yang lalu aku lulus tes tertulis MM UGM Jakarta. Aku sudah pernah berjanji pada diriku sendiri, bahwa jika aku diterima di UGM Jakarta aku akan memberikan sebagian kecil rejeki untuk Pras. Namun sayang, beberapa belakangan hari ini aku tidak melihat sosok Pras.
Ketika aku bertanya kepada penjual angkringan yang baru, ternyata Pras sudah tidak bekerja lagi
di angkringan itu, Pras sudah kembali tinggal bersama Ibu nya.

Belum sempat aku ingin berbagi sedikit kebahagiaan bersama Pras. 
Semoga Tuhan selalu memberkati dia, dan semoga kisah kehidupannya bisa menjadi baik setiap harinya.

Suatu hari nanti kita pasti akan bertemu lagi.